Hingga saat ini kepolisan belum menangkap Munarman, mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), terkait kehadirannya dalam pembaiatan kelompok terduga teroris. Habiburokhman, anggota Komisi III DPR, mempertanyakan sikap polisi, apalagi video soal kehadiran Munarman di acara yang diselenggarakan di Makassar itu sudah tersebar.
Menurut Habiburokhman, polisi seharusnya segera melakukan penangkapan terhadap Munarman jika memang terlibat dalam acara pembaiatan kelompok terorisme ISIS itu. Selain itu, ia meminta kepada kepolisian untuk tak menyebarkan video pernyataan terduga teroris jika hanya untuk menjerat Munarman.
BACA JUGA:
"Biasanya (ada bukti datang ke acara baiat) dan harusnya cepat (diproses). Jadi tidak dibangun opini dulu, tidak diviralkan dulu, kalau memang ada bukti," terang Habiburokhman, Minggu, 14 Februari.
Awal dugaan Munarman terkait pembaiatan teroris
Ia juga meminta pihak kepolisian untuk melakukan pendalaman terkait keterlibatan Munarman dalam acara kelompok ISIS itu. Tak terkecuali, pernyataan para terduga teroris soal kehadiran Munarman dalam pembaiatan tersebut.
"Jadi kita serahkan saja ini kepada proses hukumnya seperti apa, kita enggak bisa bernarasi, enggak bisa juga berspekulasi dalam kasus ini," lanjutnya.
Dugaan keterlibatan Munarman dalam gerakan ISIS pertama kali muncul dari mulut terduga teroris, Ahmad Aulia (AA). AA merupakan terduga teroris yang ditangkap di Makassar.
AA mengatakan, dirinya berbaiat ke Abu Bakar Al Baghdadi, pimpinan ISIS, saat deklarasi FPI mendukung Daulatul Islam pada Januari 2015.
Acara pembaiatan itu dihadiri oleh Munarman selaku pengurus FPI Pusat, Ustaz Fauzan, dan Ustaz Basri yang memimpin baiat. Setelah baiat, AA mengaku rutin mengikuti taklim di markas FPI Makassar.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!