Mulai Musim Hujan, BMKG Ingatkan Jateng Selatan Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Rumah warga Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terendam banjir pada Rabu (21/7/2021) pagi. ANTARA/HO-BPBD Cilacap.

Bagikan:

JATENG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seiring dengan datangnya musim hujan 2022-2023.

"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, awal musim hujan 2022-2023 di wilayah Jateng secara umum diprakirakan maju atau lebih cepat satu hingga tiga dasarian dari normalnya," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Jateng, dikutip dari Antara, Rabu 14 September.

Dengan demikian, kata dia, beberapa wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng lebih awal memasuki awal musim hujan yang berlangsung mulai dasarian pertama September 2022.

Dia menyebut, wilayah Jateng selatan yang memasuki awal musim hujan pada dasarian pertama September adalah wilayah barat laut Kabupaten Cilacap, sedangkan di pegunungan tengah Jateng meliputi Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo bagian utara.

Ia mengatakan, puncak musim hujan tahun 2022-2023 diprakirakan pada bulan Januari dan Februari 2023, sedangkan sifat hujan secara umum diprakirakan normal.

"Wilayah Jateng yang diprakirakan mengalami musim hujan terpanjang pada tahun 2022-2023 adalah sebagian wilayah selatan Kabupaten Cilacap karena mencapai 27 dasarian atau kurang lebih selama sembilan bulan," tuturnya.

Teguh mengatakan, prakiraan tersebut berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta memerhatikan perkembangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer regional maupun global yang sedang berlangsung serta kecenderungannya yang dapat mempengaruhi kondisi iklim di Jateng.

Dalam hal ini, lanjut dia, ENSO atau El Nino Southern Oscillation menunjukkan kondisi La Nina lemah hingga akhir tahun 2022 dan diprediksi berangsur menuju netral pada periode Februari hingga April 2023.

Selain itu, lanjut dia, IOD atau Indian Ocean Dipole menunjukkan kondisi negatif sampai akhir tahun 2022 dan suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature/SST) Indonesia diprakirakan hangat hingga November 2022.

"Terkait dengan prakiraan cuaca tersebut, kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, tanah bergerak, dan sebagainya terutama di daerah yang rawan terjadinya bencana tersebut," tandasnya.