JAKARTA - Amerika Serikat secara aktif mencari negara-negara lain, selain El Salvador, yang bersedia menerima imigran gelap berbahaya dari AS.
“Kami secara aktif mencari negara-negara lain untuk menerima orang-orang dari negara ketiga," kata Menteri Luar Negeri Marco Rubio dalam rapat kabinet dengan Presiden Donald Trump dilansir ANTARA dari Sputnik-OANA, Kamis, 1 Mei.
"Kami bekerja sama dengan negara-negara lain untuk mengatakan, 'kami ingin mengirim beberapa manusia paling hina ke negara Anda, kami melakukan itu sebagai bantuan kepada diri kami,' dan semakin jauh dari AS semakin baik," lanjutnya.
Sebelumnya pada Senin (28/4), Plt Direktur Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS, Tom Homan, menyatakan bahwa sekitar 700.000 imigran gelap dengan tuduhan kriminal masih berada di dalam wilayah AS.
BACA JUGA:
Homan juga mencatat 1,4 juta imigran gelap telah menerima perintah akhir untuk dideportasi tetapi masih tinggal di negara tersebut, sehingga melanggar undang-undang imigrasi.
Sebelumnya pada Februari, Presiden Salvador Nayib Bukele mengusulkan untuk menampung tahanan yang dikirim dari AS di penjara besar negara tersebut.
Lembaga penahanan berukuran besar di El Salvador tersebut disebut sebagai Pusat Penahanan Terorisme (CECOT), yang menjadi tempat detensi dari tahanan AS dengan adanya imbalan biaya.