Bagian dari Ekonomi Kreatif, Dodol Betawi Perlu Sentuhan Inovasi untuk Jadi Kuliner Kekinian
Foto: Dok. Kemenparekraf

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong para pelaku ekonomi kreatif di DKI Jakarta untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam mengkreasikan berbagai kuliner khas, salah satunya Dodol Betawi.

Kemenparekraf menilai Dodol Betawi merupakan salah satu kuliner khas DKI Jakarta yang bisa dikreasikan menjadi kuliner yang kekinian, berkualitas, dan berdaya saing.

Sebagai upaya mendorong inovasi dan kreasi tersebut, Kemenparekraf bersama OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era) Kabinet Indonesia Maju pun menggelar kegiatan Masak Bersama Master (MASAMO) X OASE Kabinet Indonesia Maju dengan tema "Dodol Betawi Delight" di Kawasan Setu Babakan, DKI Jakarta, Selasa, 13 Desember.

Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenparekraf Nur Asia Uno mengatakan, dodol merupakan kuliner khas tradisional Betawi.

Dengan sentuhan inovasi dan kreasi, nantinya bisa memberikan nilai tambah terhadap Dodol Betawi, sehingga menjadi kuliner kekinian yang diminati masyarakat luas, khususnya generasi muda.

"Saya penggemar dodol. Saya pernah coba dodol yang packaging-nya bagus banget dengan dikemas seperti coklat yang bisa langsung dimakan. Jadi, anak-anak milenial ini bisa suka dodol dengan kemasan kekinian dan tentunya juga dengan varian rasa yang beragam," ujarnya, Selasa, 13 Desember.

Terkait ragam rasa, kata Nur, harus ada varian rasa yang lebih memikat. Bila sebelumnya telah ada kreasi rasa durian dan cempedak, mungkin bisa ditambah varian rasa lain seperti cokelat, keju, hingga lainnya.

"Dengan acara ini, kami bisa membuka peluang para siswa-siswi yang ingin belajar budaya Betawi. Kami di Kemenparekraf akan membantu dari segi kemasan atau packaging karena para pembuat dodol ini seperti penjahit, mereka hanya bisa membuat dodol saja, nanti packaging-nya beda lagi," jelasnya.

Pada kesempatan sama, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam menyebut, kuliner merupakan subsektor penyumbang terbesar dari Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif.

Subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif tahun 2020 sebesar Rp1.134 triliun.

"Di sini (Setu Babakan) juga merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan kuliner, kebudayaan betawi merupakan ikon budaya kota Jakarta. Betawi memiliki ragam kuliner khas yang memikat lidah dan digemari banyak orang. Dodol betawi merupakan salah satu kuliner Jakarta yang memiliki rasa khas," ucapnya.

Untuk acara kali ini, kata Neil, Kemenparekraf juga berkolaborasi dengan PKK DKI Jakarta dan siswa/siswi SMK Tata Boga DKI Jakarta.

Sinergi ini bertujuan memberikan dampak yang lebih besar terhadap produk olahan dodol yang dapat dikreasikan.

"Kami harap kawan-kawan dari PKK dan SMK dapat ikut mempopulerkan kembali Dodol Betawi menjadi makanan kekinian dengan kreasi 'Dodol Betawi Delight', dimentori oleh Chef Norman Ismail," tandasnya.