Erick Thohir Mau Pangkas BUMN hingga Tersisa 30 Perusahaan, Bisnis Hotel Bakal Terdampak?
Ilustrasi (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana untuk mengurangi jumlah perusahaan pelat merah hingga tersisa 30 perusahaan.

Dia ingin BUMN yang tersisa bisa fokus sebagai refresentasi kehadiran negara.

“Ke depan kita melihat masih optimis kalau bisa kita menjadi 30 basan usaha milik negara saja. Kita kurangkan lagi supaya kita fokus ke jenis-jenis yang memang kita harus hadir sebagai negara, tidak perlu semuanya,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 19 Maret.

Erick mengaku sedang mengonsolidasikan BUMN-BUMN lagi secara bertahap. Termasuk mengkaji apakah sebenarnya perlu atau tidak bisnis-bisnis tersebut ada di BUMN. Contohnya, bisnis perhotelan.

“Kemarin sempat misalnya apakah BUMN perlu hadir di bisnis hotel? Nah ini juga menjadi dinamika sendiri. Yang waktu itu kita jelaskan, memang waktu kita hadir, BUMN sudah banyak hotel. Hari ini cuma kondolidasikan bukan bikin hotel baru,” tuturnya.

Sementara untuk sektor penerbangan, sambung Erick, pihaknya juga akan mengkaji apakah AirNav perlu ada di dalam BUMN atau seharusnya ada di Kementerian Perhubungan.

Jika memang dirasa perlu ada di BUMN, kata Erick, maka akan masuk ke dalam ekosistem Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, InJourney.

“Misalnya seperti AirNav, AirNav itu perlu gak dikita atau sebenarnya sebaiknya di Kementerian Perhubungan saja. Atau memang kalau mesti masuk nah dia masuk ke InJourney,” jelasnya.

Terkait dengan rencana pemangkasan jumlah BUMN ini, Erick mengaku akan menggelar focus group discussion (FGD). Nantinya FGD ini akan melibatkan Komisi VI DPR sebagai mitra kerja Kementerian BUMN.

“Masih ada waktu saya rasa untuk kita lakukan untuk konsolidasi bersama-sama dengan Komisi VI DPR,” katanya.

Sekadar informasi, sejak awal menjabat pada tahun 2019 lalu, Erick Thohir memang gencar melakukan pengurangan jumlah BUMN melalui program restrukturisasi yang dijalankannya.

Pada tahun 2020, Kementerian BUMN telah mengurangi jumlah entitas bisnisnya dari 142 perusahaan menjadi 107 perusahaan. Upaya bersih-bersih terus berlanjut, bahkan hingga tahun ke lima kepemimpinan Erick Thohir. Dari 107 perusahaan, kini tersisa hanya 41 perusahaan.