Masih Bingung dengan Kata Dicetak Miring? Inilah Fungsi Huruf Miring dalam Sebuah Kalimat
Ilustrasi menulis (unsplash)

Bagikan:

Dalam penulisan menggunakan bahasa Indonesia, tak jarang kita menemui kata yang dicetak miring, terutama dalam karya ilmiah. Hal tersebut juga biasa ditemui dalam surat kabar atau media pemberitaan.

Beberapa orang mungkin bertanya, apa sebenarnya makna dari pemiringan tulisan tersebut? Perlu diketahui bahwa dunia tulis-menulis dalam bahasa Indonesia punya aturan yang perlu diikuti, terutama dalam pembuatan tulisan ragam baku. Hal tersebut telah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Salah satu aturan dalam bahasa nasional ini adalah memiringkan huruf dalam suatu kalimat. Untuk lebih jelas, berikut adalah penjelasan mengenai makna kata yang dicetak miring.

Penjelasan makna kata yang dicetak miring adalah sebagai berikut

Kata ditulis dengan cara miring memiliki fungsi tertentu. Dengan memiliki pengetahuan mengenai penggunaan aturan ini, akan diketahui bahwa fungsi huruf miring ada beberapa.

Dikutip dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Ini merupakan salah satu aturan pemiringan huruf.

Contoh huruf miring yang dimaksud dalam aturan tersebut adalah “Saya sudah membaca buku berjudul Nagabumi karangan Seno Gumira Ajidarma.” Ini menunjukkan bahwa pemiringan huruf memiliki fungsi untuk menunjukkan entitas tertentu, yaitu judul buku, nama majalah, dan nama surat kabar.

Aturan yang kedua adalah dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Dalam aturan ini salah satu fungsi huruf miring dipertegas, yaitu mengkhususkan. Contoh dari aturan ini adalah “Hal yang membuatku bertahan hingga saat ini adalah cinta.”

Aturan ketiga, huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Ini merupakan hal yang paling umum ditemukan dan digunakan. Contoh dari aturan ini adalah “Jalanilah life dengan love.”

Aturan ini memiliki fungsi untuk memperjelas perbedaan kata. Maksudnya, ada kata dari bahasa asing atau daerah yang digunakan dalam penulisan kalimat berbahasa bahasa Indonesia. 

Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!